Banyak orang mengatakan bahwa mata
tidak dapat berbohong. Benarkah pernyataan ini? Menurut saya, itu sangat benar.
Dan, bahkan ada cara untuk mengetahui kapan seseorang jujur atau
berbohong hanya lewat arah pandangan matanya saja. Namun, sebelumnya saya akan
membahas sedikit tentang persepsi manusia yang akan sangat berkaitan dengan hal
tersebut.
Pada dasarnya daya ingat manusia
dibagi menjadi tiga sudut pandang utama, yaitu:
1. Penglihatan/visual Daya ingat
jenis ini secara khusus mengingat atau merekam hal-hal yang sifatnya mengarah
pada daya tarik mata saja, seperti warna, keadaan, tempat, suasana, dan
sebagainya. Misalnya, ketika Anda mengingat bagaimana bentuk kue ulang tahun
Anda pada saat Anda berusia 17 tahun. Hal ini termasuk dalam sudut pandang
penglihatan.
2. Pendengaran Daya ingat jenis ini
secara khusus merekam hal-hal yang pernah didengar. Misalnya, nomor telepon
atau alamat yang pernah ia terima. Hal ini kita sebut sebagai sudut pandang
pendengaran.
3. Peraba/Perasa Daya ingat jenis
ini secara khusus merekam hal-hal yang berhubungan dengan indra peraba, seperti
rasa atau perasaan. Contoh, Anda ingat betapa dinginnya dulu ketika Anda
berlibur ke luar negeri saat musim salju. Atau, bagaimana rasanya ketika Anda
dulu menikmati makanan yang rasanya begitu asam.
Ketiga hal tersebut direkam di dalam
otak manusia pada lokasi yang berbeda-beda. Namun demikian, perlu juga
diketahui bahwa alam pikiran
imajinasi manusia pun terbagi menjadi tiga sudut pandang yang sama persis
seperti di atas. Yang saya maksud adalah begini: Bila Anda sedang membayangkan
sesuatu di dalam pikiran Anda, secara tidak langsung Anda akan memikirkan salah
satu atau beberapa gabungan dari ketiga sudut pandang di atas. Misalnya, ketika
Anda memikirkan bagaimana rupa mobil Anda bila dicat dengan warna kuning emas.
Itu adalah sudut pandang penglihatan. Atau, bagaimana rasanya memakan es batu
dengan campuran minuman beralkohol. Ini adalah sudut pandang perasa. Uniknya,
gerak mata kita secara bawah sadar pun dibagi ke dalam tiga sudut pandang
ingatan dan tiga sudut pandang imajinasi.
Kalau Anda tidak percaya, coba kita
ikuti sedikit permainan berikut:
Saya ingin Anda sekarang mengingat
bagaimana bentuk dan warna baju seragam Anda ketika masih duduk di bangku TK.
Sudah? Sekarang, cobalah mengingat-ingat apa warna kotak pensil Anda sewaktu
duduk di bangku SD dulu? Sudah? Kalau diperhatikan, Anda akan sadar bahwa
ketika Anda sedang mengingat-ingat, 90% mata Anda akan mengarah ke kiri atas.
Itu karena memang di sana lah tempat korteks sudut pandang visual ingatan Anda.
Dengan demikian, secara bawah sadar Anda melihat ke arah tersebut. Mengapa
demikian? Itu adalah fakta psikologis
dan biologis dari cara kerja otak manusia yang mengirimkan sinyal pada mata
untuk melakukan kerja terbaiknya. Namun, kita tidak akan membahas hal itu lebih
jauh di sini. Seperti yang telah disebutkan, ingatan manusia mempunyai tiga
sudut pandang yang berbeda. Ketiga sudut pandang tersebut,
baik penglihatan, pendengaran maupun peraba/perasa memiliki korteks-korteks
yang berbeda pada otak manusia. Dan, hal tersebut memengaruhi arah pandang mata
pada manusia. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Penglihatan: Arah pandang mata ke
kiri atas
2. Pendengaran: Arah pandang mata ke
kiri tengah
3. Peraba/Perasa: Arah pandang mata
ke kanan bawah.
Itu berarti, bila Anda sedang
mencoba mengingat-ingat sesuatu, arah pandang mata Anda akan bergantung pada
hal yang Anda pikirkan. Apakah itu lebih menyangkut visual, pendengaran, atau peraba/perasa.
Cobalah sekali lagi pada diri
sendiri atau orang lain. Tanyakan hal-hal yang mengajaknya mengingat hal-hal
yang bersifat penglihatan seperti contoh di atas. Contohnya, warna baju, warna
kue ulang tahun, bagaimana bentuk rumahnya dulu, atau apa bentuk kotak pensil
yang pernah ia gunakan sewaktu duduk di bangku SD. Maka, 90% arah matanya akan
menghadap ke kiri atas. Kemudian, cobalah mengajukan pertanyaan yang membuat
seseorang mengingat hal-hal yang berhubungan dengan masalah pendengaran, seperti
“Masih ingatkah kamu sewaktu ibu guru di SMP dulu marah? Apa yang
dikatakannya?” atau “Masih ingatkah bagaimana syair lagu favoritmu?” Bila Anda
perhatikan, kini matanya akan mengarah ke kiri tengah, yakni korteks
pendengaran. Dan yang terakhir, cobalah mengajukan pertanyaan yang mengajak
lawan bicara Anda mengingat hal-hal yang berhubungan dengan indra
peraba/perasa, seperti rasa makanan, rasa minuman, atau juga suasana di suatu
tempat yang dulu pernah ia tinggali, dan sebagainya. Perhatikan,kini matanya
akan mengarah ke kanan bawah.
Jangan bertanya alasannya. Yang
jelas, hal ini sungguh terjadi seperti yang saya katakan. Dan, bukan hanya itu
saja, hal sebaliknya juga terjadi. Bila Anda ingin mengingat hal-hal yang
bersifat penglihatan, akan lebih mudah bagi Anda untuk mengarahkan mata ke
korteks penglihatan, yaitu kiri atas. Dan, demikianlah selanjutnya, tergantung
pada ingatan apa yang hendak Anda munculkan. Mungkin, ini lah sebabnya
terkadang seseorang kesulitan mengingat suatu hal karena ia mengarahkan matanya
pada korteks yang salah. Jika hal ini terjadi, otak tidak akan membantunya
menemukan jawaban yang tepat. Katakanlah, seseorang ingin mengingat kembali
nomor telepon seorang teman yang baru saja disebutkan. Secara tidak sadar, ia
justru mengarahkan matanya ke kanan bawah. Akibatnya, nomor telepon itu sulit
diingat kembali. Hal sebaliknya juga berlaku, yakni bila seseorang ingin
mengingat suatu hal yang berhubungan dengan penglihatan. Maka, akan lebih mudah
baginya bila ia mengarahkan mata ke kiri atas. Kelambatan dalam proses
mengingat akan terjadi bila ia salah mengarahkan matanya. Oleh karena itu,
gunakan arah pandang mata Anda dengan tepat untuk mendapatkan hasil yang
maksimal tatkala ingin mengingat sesuatu.
Lalu, pertanyaannya adalah: Mengapa kita
harus membahas hal ini? Karena, ternyata ada hal yang sangat menarik di balik
semua ini. Hal itu adalah fakta di mana imajinasi juga dibagi menjadi tiga
sudut pandang yang sama, namun dengan kerja otak yang berbeda! Imajinasi
1. Penglihatan Ini merupakan wilayah
di mana Anda dapat membayangkan sesuatu yang berhubungan dengan penglihatan.
Misalnya, membayangkan bagaimana rupa Anda bila Anda berkepala botak dan
berkumis. Atau, membayangkan bagaimana rupa seekor bebek yang mempunyai empat
kaki. Itu adalah imajinasi visual (berkaitan dengan korteks penglihatan kanan
atas).
2. Pendengaran Ini adalah wilayah
imajinasi yang berkaitan dengan media pendengaran (dengan korteks penglihatan
kanan tengah). Misalnya, membayangkan suara gajah yang sedang marah atau bagaimana
merdunya suara penyanyi favorit Anda.
3. Peraba/Perasa Ini adalah wilayah
imajinasi yang berkaitan dengan indra peraba/perasa (dengan korteks kiri
bawah). Misalnya, membayangkan bagaimana rasanya bermain hujan atau rasanya
menikmati rujak yang sangat pedas, dan sebagainya.
Dengan kata lain, apabila manusia
sedang memikirkan sesuatu dan ia harus berimajinasi maka matanya akan mengarah
ke korteks yang berkaitan dengan jenis memori tersebut! Dengan demikian, kita
dapat mengetahui kapan seseorang sedang berusaha mengingat-ingat atau kapan ia
sedang berimajinasi! Dan, kita dapat membedakannya lewat arah pandangan mereka.
Lalu, apa gunanya? Gunanya, kita dapat mengetahui kapan seseorang berkata jujur
dan kapan seseorang berkata bohong karena pada saat berkata jujur ia akan
menggunakan korteks ingatannya, bukan korteks imajinasi! Katakanlah, Anda
bertanya pada seseorang tentang apa yang tadi ia kerjakan? Seharusnya ia
berkata sambil mengarahkan matanya sedikit ke kiri atas atau ke kanan bawah
(penglihatan/peraba); bukan ke arah yang lain. Akan tetapi, katakanlah ia
mengarahkan mata ke kanan atas, itu berarti ia sedang berusaha berimajinasi
atau mengarang cerita. Orang itu sedang berbohong kepada Anda!
Untuk mendapatkan contoh kasus lain,
cobalah mengajukan pertanyaan “Bagaimana cita rasa makanan yang tadi Anda
coba?” Bila lawan bicara Anda jujur, matanya akan mengarah ke kanan bawah
(peraba), sedangkan bila ia berbohong, matanya akan mengarah ke kiri bawah.
Selain itu, Anda bisa mencoba bertanya, “Apa yang tadi dikatakan rekan kerja
Anda di telepon?” Apabila lawan bicara Anda jujur, matanya akan mengarah ke
kiri tengah, bukan ke kanan tengah! Itu karena, ia harus mengingat dan bukan
berimajinasi atau mengarang-ngarang.
Jelaslah bahwa hal ini tidaklah
secara langsung dapat dikatakan merupakan ilmu pasti atau sains. Akan tetapi,
secara kenyataan fenomena ini sungguh terjadi pada cara otak manusia bekerja.
Dan, dengan mengetahui cara kerja otak ini, Anda akan dengan jelas dapat
mengetahui karakter lawan bicara Anda. Mata tidak dapat berbohong!
…
Yah, setelah mengetahui sedikit
ilmunya, adan bisa menguji pertemanan anda. Siapakah di antara mereka yang selalu membohongi
anda?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar