Hidup akan sangat melelahkan, sia-sia
dan menjemukan bila pikiran hanya digunakan untuk mencari dan mengurus
BUNGKUS-nya saja serta mengabaikan dan mengacuhkan ISI-nya.
Apa itu “BUNGKUS”-nya,
Dan apa itu “ISI”-nya?.
Apa itu “BUNGKUS”-nya,
Dan apa itu “ISI”-nya?.
“Rumah yang indah” hanya bungkusnya.
“Keluarga bahagia” itu isinya.
“Keluarga bahagia” itu isinya.
“Pesta pernikahan” hanya
bungkusnya.
“Sakinah, mawadah, warahmah” itu isinya.
“Sakinah, mawadah, warahmah” itu isinya.
“Ranjang mewah” hanya
bungkusnya.
“Tidur nyenyak” itu isinya.
“Tidur nyenyak” itu isinya.
“Kekayaan” itu hanya bungkusnya.
“Hati yang bahagia” itu isinya.
“Hati yang bahagia” itu isinya.
“Makan enak” hanya
bungkusnya.
“Gizi, energi, dan sehat” itu isinya.
“Gizi, energi, dan sehat” itu isinya.
“Kecantikan dan Ketampanan”
hanya bungkusnya.
“Kepribadian dan hati” itu isinya.
“Kepribadian dan hati” itu isinya.
“Bicara” itu hanya
bungkusnya.
“Amal nyata” itu isinya.
“Amal nyata” itu isinya.
“Buku” hanya bungkusnya.
“Pengetahuan” itu isinya.
“Pengetahuan” itu isinya.
“Jabatan” hanya bungkusnya.
“Pengabdian dan pelayanan” itu isinya.
“Pengabdian dan pelayanan” itu isinya.
“Kharisma” hanya
bungkusnya.
“Ahlaqul karimah” itu isinya.
“Ahlaqul karimah” itu isinya.
“Hidup di dunia” itu
bungkusnya.
“Hidup sesudah mati” itu isinya.
“Hidup sesudah mati” itu isinya.
Utamakanlah ISI-nya.
Namun rawatlah BUNGKUS-nya.
Namun rawatlah BUNGKUS-nya.
Jangan memandang rendah dan
hina setiap BUNGKUS yang kita terima, karena berkah tak selalu datang dari
BUNGKUS kain sutera melainkan juga datang dari BUNGKUS koran bekas.
Janganlah
setengah mati mengejar apa yang tak bisa kita bawa mati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar