Menu

Selasa, 22 Januari 2013

Cara Mendidik Anak Secara Islami

Praktik pendidikan Nabi Muhammad SAW pada anak-anaknya dapat di gambarkan di bawah ini:

1. Rasulullah senang bermain-main (menghibur) dengan anak-anak dan kadang-kadang beliau memangku mereka. Beliau menyuruh Abdullah, Ubaidillah, dan lain-lain dari putra-putra pamannya Al-Abbas r.a. untuk berbaris lalu berkata, “ Siapa yang terlebih dahulu sampai kepadaku akan aku beri sesuatu (hadiah).”merekapun berlomba-lomba menuju beliau, kemudian duduk di pangkuannya lalu Rasulullah menciumi mereka dan memeluknya.

2. Ketika ja’far bin Abu Tholib r.a, terbunuh dalam peperangan mut’ah, Nabi Muhammad SAW, sangat sedih. Beliau segera datang ke rumah ja’far dan menjumpai isterinya Asma bin Umais, yang sedang membuat roti, memandikan anak-anaknya dan memakaikan bajunya. Beliau berkata, “Suruh kemarilah anak-anak ja’far. Ketika mereka datang, beliau menciuminya. Sambil meneteskan air mata. Asma bertanya kepada beliau karena telah mengetahui ada musibah yang menimpanya.

3. “Wahai rasulullah, apa gerangan yang menyebabkan anda menangis? Apakah sudah ada berita yang sampai kepada anda mengenai suamiku Ja’far dan kawan-kawanya?” Beliau menjawab, “Ya benar, mereka hari di timpa musibah.” Air mata beliau mengalir dengan deras. Asma pun menjerit sehingga orang-orng perempuan berkumpul mengerumuninya. Kemudian Nabi Muhammad SAW. kembali kepada keluarganya dan beliau bersabda, “janganlah kalian melupakan keluarga ja’far, buatlah makanan untuk mereka, kerena sesungguhnya mereka sedang sibuk menghadapi musibah kematian ja’far.”

4. Ketika Rasulullah melihat anak Zaid menghampirinya, beliau memegang kedua bahunya kemudian menagis. Sebagian sahabat merasa heran karena beliau menangisi orang yang mati syahid di peperangan Mut’ah. Lalu Nabi Muhammad SAW. pun menjelaskan kepada mereka bahwa sesungguhnya ini adalah air mata seorang kawan yang kehilangan kawannya.

5. Al-Aqraa bin harits melihat Nabi Muhammad SAW. mencium Al-Hasan r.a. lalu berkata, “Wahai Rasulullah, aku mempunyai sepuluh orang anak, tetapi aku belum pernah mencium mereka.” Rasulullah bersabda, “Aku tidak akan mengangkat engkau sebagai seorang pemimpin apabila Allah telah mencabut rasa kasih sayang dari hatimu. Barang siapa yang tidak memiliki rasa kasih sayang, niscaya dia tidak akan di sayangi.”

6. Seorang anak kecil dibawa kepada Nabi Muhammad SAW. supaya di doakan dimohonkan berkah dan di beri nama. Anak-anak tersebut di pangku oleh beliau. Tiba-tiba anak itu kencing, lalu orang-orang yang melihatnya berteriak. Beliau berkata, “jangan di putuskan anak yang sedang kencing, biarkanlah dia sampai selesai dahulu kencingnya.”
Beliau pun berdoa dan memberi nama, kemudian membisiki orang tuanya supaya jangan mempunyai perasaan bahwa beliau tidak senang terkena air kencing anaknya. Ketika mereka telah pergi, beliau mencuci sendiri pakaian yang terkena kencing tadi.

7. Ummu Kholid binti kho;id bin sa’ad Al-Amawiyah berkata, “Aku beserta ayahku menghadap Rasululloh dan aku memakai baju kurung (gamis) berwarna kuning. Ketika aku bermain-main dengan cincin Nabi Muhammad SAW. ayahku membentakku, maka beliau berkata, “Biarkanlah dia.” Kemudian beliau pun berkata kepadaku, “bermainlah sepuas hatimu, Nak!

8. Dari Anas, diriwayatkan bahwa Nabi Muhammad SAW. selalu bergaul dengan kami. Beliau berkata kepada saudara lelakiku yang kecil, “Wahai Abu Umair, mengerjakan apa si nugair (nama burung kecil).”

9. Nabi Muhammad SAW. melakukan shalat, sedangkan Umamah binti zainab di letakkan di leher beliau. Di kala beliau sujud, Umamah tersebut di letakkanya dan bila berdiri di letakkan lagi dil leher beliau. Umamah adalah anak kecil dari Abu Ash bin Rabigh bin Abdusysyam .

10. Riwayat yang lebih masyhur menyebutkan, Rasulullah perna lama sekali sujud. dalam shalatnya, maka salah seorang sahabat bertanya,” Wahai Rasulullah, sesungguhnya anda lama sekali sujud, hingga kami mengira ada sesuatu kejadian atau anda sedang menerima wahyu. Nabi Muhammad SAW, menjawab, “Tidak ada apa-apa, tetaplah aku di tunggangi oleh cucuku, maka aku tidak mau tergesa-gesahsampai dia puas.” Adapun anak yang di maksud ialah Al-Hasan atau Al-Husain Radhiyallahu Anhuma

11. Ketika Nabi Muhammad SAW. melewati rumah putrinya, yaitu sayyidah fatimah r.a., beliau mendengar Al-Husain sedang menangis, maka beliau berkata kepada Fatimah, “Apakah engkau belum mengerti bahwa menangisnya anak itu menggangguku.” Lalu beliau memangku Al-Husain di atas lehernya dan berkata, Ya Allah, sesungguhnya aku cinta kepadanya, maka cintailah dia.
Ketika Rasulullah SAW. sedang berada di atas mimbar, Al-Hasan tergelincir. Lalu beliau turun dari mimbar dan membawa anak tersebut.

12. Nabi Muhammad SAW. sering bermain-main dngan Zainab binti Ummu Salamah r.a. beliau memanggilnya, “Hai Zuwainib, hai Zuwainib berulang-rulang.”

13. Nabi Muhammad SAW. sering berkunjung ke rumah para sahabat Anshar dan memberi salam pada anak-anaknya serta mengusap kepala mereka.

14. Diriwayatkan, pada suatu hari raya Rasulullah SAW. keluar rumah untuk menunaikan shalat ID. Di tengah jalan, beliau melihat banyak anak kecil sedang berman dengan gembira sambil tertawa-tawa. Mereka mengenakan baju baru, sandal mereka pun tampak mengkilap. Tiba-tiba pandangan beliau tertuju pada salah seorang yang sedang duduk menyendiri dan sedang menangis tersedu-sedu. Bajunya compang-camping dan kakinya tiada bersandal. Rasulullah SAW, pun mendekatinya , lalu di usap-usap anak itu mendekapya ke dadabeliau seraya bertanya, “mengapa kau menangis, Nak .” Anak itu hanya menjawab, “biarkanlah aku sendiri.” Anak itu belum tahu bahwa orang yang ada di hadapannya itu adalah Rasulullah SAW. yang terkenal sebagai pengasih. “Ayahku mati dalam suatu pertempuran bersama Nabi,” lanjut anak itu. “Lalu ibuku kawin lagi. Hartaku habis di makan suami ibuku, lalu aku di usir dari rumahnya. Sekarang, aku tak mempunyai baju baru dan makanan yang enak. Aku sedih meihat kawan-kawanku bermain dengan riangnya itu.l”

Baginda Rasulullah SAW. lantas membimbing anak tersebut seraya menghiburnya, “Sukakah kamu bila aku menjadi bapakmu, Fatimah menjadi kakakmu, Aisyah menjadi ibumu, Ali sebagai pamanmu, Hasan dan Husain menjadi saudaramu?” Anak itu segera tahu dengan siapa ia berbicara. Maka langsung ia berkata, “mengapa aku tak suka, ya Rasulullah?” kemudian, Rasulullah SAW, pun membawa anak itu ke rumah beliau, dan di berinya pakaian yang paling indah, memandikannya, dan memberinya perhiasan agar ia tampak lebih gagah, lalu mengajak makan.
Sesudah itu, anak itu pun keluar bermain dengan kawan-kawannya yang lain, sambil tertawa-tawa sambil kegirangan. Melihat perubahan pada anak itu, kawan-kawannya merasa heran lalu bertanya, “Tadi kamu menagis, mengapa sekarang bergembira?” jawab anak itu, tadi aku kelaparan, sekarang sudah kenyang. Tadi aku tak mempunyai pakaian, sekarang aku mempunyainya, tadi aku tak punya bapak, sekarang bapakku Rasulullah dan ibuku Aisyah.” Anak-anak lain bergumam, Wah, andaikan bapak kita mati dalam perang.” Hari-hari berikutnya, anak itu tetap di pelihara, oleh Rasulullah SAW. hingga beliau wafat.

HUKUM HASIL INVESTASI


Bagaimana Menimbang Resiko Dalam Memulai Bisnis ?


Dalam memulai suatu Bisnis, yang paling menghambat seseorang bukan modal ataupun ilmu tetapi adalah rasa takut menghadapi resiko. Apabila kita mau memulai
bisnis harus belajar yang namanya menimbang resiko, dimana kita dapat tahu dan menilai berapa besar resiko yang akan kita hadapi ketika memulai bisnis tersebut.

 Sering kali seseorang ingin memulai bisnis, yang menghambat mereka bukan karena kurang ilmu nya, pengetahuan, atau bahkan kurang modal, melainkan rasa takut. Takut lah yang menghambat
mereka untuk memulai bisnis, kalau kita mau mulai belajar bisnis alangkah baik nya kita mengenal satu yang nama nya resiko. Resiko dengan beresiko adalah berbeda, resiko ada 2 unsur. Yaitu, pertama besar kecil kemungkinan terjadi nya, yang kedua adalah besar kecil akibat nya, bisa itu positif atau negatif. Sedangkan beresiko apabila kita sudah menimbang resiko nya, yaitu besar kecil kemungkinan terjadi nya serta besar kecil akibat negatif nya dan positif nya. Ternyata resiko nya tidak bisa kita terima, berarti bisnis tersebut beresiko. Mari kita tes dengan angka, misal nya anda mulai bisnis
dengan kemungkinan berhasil 1:9. Maksud nya apa, anda bisnis 10 kali berhasil nya cuma sekali, yang kesepuluh bangkrut. Kirakira anda mau atau tidak, tentu saja anda berbicara tidak mau. Kenapa tidak mau karena anda merasa kemungkinan gagal nya jauh lebih besar dan anda tidak mau. Anda lupa menimbang apa yang perlu anda timbang? Yaitu besar kecil nya akibat nya kalau terjadi. Misal nya begini, kalau anda bisnis akibat nya kalau gagal anda cuma bayar satu, tetapi kalau berhasil anda dapat 50 kali. Mari sekarang kita hitung lagi, saya ulangi sekali lagi. Kalau anda tidak berhasil efek nya paling buruk anda bayar nya cuma satu.
Tetapi sekali berhasil anda dapat 50 resiko nya, bisa anda terima. Mari kita hitung usaha anda, 10 kali berhasil nya cuma 1. Berarti anda gagal nya 9 kali dan anda bayar satu, satu saja.
Tetapi kalau anda berhasil dapat nya 50 kira-kira mau tidak? Mau, berapa kali. Anda pasti mau sebanyak-banyak nya bisnis dengan kemungkinan berhasil 10 persen. Karena kalau sekali berhasil anda dapat 50 kali lipat di banding kalau anda gagal sekali.


Sekarang ketika mulai bisnis kita akan selalu menimbang akan hal ini. Kemungkinan berhasil nya berapa persen dan kemudian yang kedua adalah akibat nya apa kalau saya berhasil saya dapat apa? Tetapi kalau saya tidak berhasil saya bayar berapa. Berarti tergantung juga satu unsur lagi dari kondisi keuangan anda. Kalau kondisi keuangan anda hari ini misalnya 20, anda mainnya berapa? Misalnya anda main nya dua,dua,dua. atau anda main nya satu,satu. Atau main nya sepuluh, sepuluh dan anda cuma main dua kali saja. Kalau kemungkinan berhasil nya 1:9 atau 10 persen, anda cuma punya uang 20 anda harus main dan main
nya satuan saja. Misal nya Rp 20.000.000 anda main nya Rp 1.000.000, Rp.1.000.000. Tetapi kalau Rp 100.000.000 anda main Rp10.000.000 ,Rp10.000.000 . Karena rasio keberhasilan nya 1:9 main 10 kali 9 kali gagal dan 1 kali berhasil. Mungkin tidak ternyata luput anda main
Rp20.000.000 dan ikut Rp 1.000.000. Kalau sampai kalah 15 kali pun tidak masalah. Begitu ke 16 kali menang dan dapat Rp50.000.000 baru seru. Dengan demikian ketika memulai bisnis anda mulai tanya, resiko nya apa. Resiko yang paling buruk apa, misalnya resiko paling buruk saya kehilangan sejumlah uang sekian. Saya sudah rela, kemudian kemungkinan berhasil nya 50:50. Dan kalau saya berhasil dapat nya “Lima kali lipat”. Yang paling penting saya bisa main 3 kali sampai 4 kali. sekali menang saya dapat 5 kali lipat. Dengan me manage resiko seperti ini kita gali pertanyaan lagi.


Misalnya begini, ketika mau mulai bisnis, akibat nya kalau saya bisnis ini saya kehilangan Rp100.000.000 , dan Rp100.000.000 masih bisa saya terima. Tetapi lebih baik anda tanya lagi supaya kalau Rp1.000.000 kemungkinan resiko nya jauh lebih kecil. Ini bisa tidak pakai istilah bagi hasil. Tidak harus keluar modal terlebih dahulu, modal nya bisa dari orang lain terlebih dahulu atau dari suplier anda.


Sehingga anda tidak pakai modal dan kemungkinan anda ruginya jauh lebih nol lagi karena sudah tanpa modal sama sekali. Kemudian anda bisa “Konsinyasi” terlebih dahulu, akibat
nya kalau anda tidak laku anda bisa kembalikan saja. Pertanyaan kedua supaya kemungkinan berhasil nya jauh lebih besar setelah anda mulai menimbang resiko anda jangan lupa
tanya kedua hal ini. Karena supaya akibatnya jauh lebih kecil, bisa tidak konsinyasi dulu atau bisa tidak ada garansi nya. Supaya kemungkinan untung jauh lebih besar, saya harus belajar dengan siapa. Ketika anda menimbang seperti ini, hidup anda akan jauh lebih berani ambil resiko. Karena resiko selalu ada dan bisa terjadi dimana-mana. Memang di luar pemikiran kita, tetapi kalau kita bisa terima anda mendengarkan cd saya ini anda juga menyaksikan dvd ini. Pertanyaan nya ada tidak resiko nya? Bisa jadi rumah anda di tabrak pesawat terbang dan anda mati, mungkin tidak? Itu mungkin sekali dan pertanyaan nya itu resiko dan ini kemungkinan nya kecil. Atau bisa juga saat ini jika anda nonton ramai-ramai bersama saudara anda mungkin tidak kemungkinan nya dapat terjadi, atau resiko ini terjadi tetapi akibat nya kecil. Misalnya orang yang seruangan anda kentut, pasti kan ada efeknya. Ya efeknya itu bau, kemungkinan terjadi nya besar dan itu bisa kita abaikan. Sesuatu hal yang kita timbang ini kita tidak mampu menerima nya berarti resiko.


Anda mulai usaha dengan modal 10 Milyar, duit anda cuma 2 Milyar. Yang 8 Milyar anda utang dengan cara anda gadaikan rumah dan sebagainya, bahkan anda hutang kepada mafia dan
mafia nya kejam sekali. “Awas ya saya tahu anak mu sekolah dimana kalau ada apa-apa nanti saya incar anak mu”. Kemudian anda kerja sama dengan orang yang baru anda kenal, dan orang tadi baru 2 bulan keluar dari penjara. Bagi anda bisnis nya beresiko tidak, tetapi dengan kondisi yang sama dan dengan kepemilikan harta nya lebih banyak. Misalnya Bill Gates modalnya 10 Milyar kemungkinan berhasil nya hampir nol karena partner nya habis keluar dari penjara dan dia bergelut di dunia yang baru. Bagi Bill Gates itu beresiko atau tidak beresiko. Saya simpulkan kalau anda mau bisnis atau investasi pertimbang kan resiko atau beresiko.
Kalau resiko nya ada dan anda terima kemungkinan berhasil dan bisa anda terima. Kalau anda kena resiko lebih kecil maka akibat nya kecil. Dan juga siapa yang bisa bantu saya saya harus join sama siapa dan sudah anda timbang semua ternyata masih bisa terima resiko dengan misi kekayaan anda. Apalagi kemungkinan kalau menang dapat nya banyak. “Why not”.

Action Plan:
1. Buat list rencana Bisnis baru
2. Nilai berapa resikonya
3. Apakah merupakan Bisnis yang resikonya dapat Anda terima?
Semoga Bermanfaat

LAKUKAN YANG TERBAIK



Alhamdulillah, kami kembali sebuah tulisan di hadapan Anda. Semoga Anda selalu bahagia dan selalu di dalam pemeliharaan Allah Subhaanahuu Wa Taaalaa.

Sahabat Ku, hidup adalah permainan, tapi hidup bukan untuk main-main. Tidak ada yang sia-sia dalam hidup ini, semua selalu ada hikmahnya yang luar biasa bagi siapa pun. Dalam permainan yang “nyata” ini, setiap individu berhak memilih peran apa yang ingin dimainkannya. Lain itu, tanpa sepengetahuan Anda, Allah Subhaanahuu Wa Taaalaa
pun telah mempersiapkan takdir terbaik untuk Anda dan hamba-hamba Allah lainnya.

Allah mengetahui peran apa yang terbaik untuk setiap hamba-Nya , dan Allah pun memiliki hak agar setiap hamba-Nya mau memainkan peran itu. Adapun, mengenai sejauh mana Allah akan menggunakan “hak”-Nya, tentu saja Anda tidak bias mengukurnya, dan tidak perlu mengukurnya.

Yang penting, tugas Anda adalah : lakukan saja yang terbaik. Lantaran syariatnya, tetap Anda lah yang MEMILIH peran yang ingin Anda mainkan. Sehingga, wajar saja apabila Allah kelak tetap meminta pertanggungjawaban kepada Anda atas segala peran yang telah Anda pilih dan mainkan tersebut.

Sahabat Ku, kini apa pilihan Anda? Apa peran yang ingin Anda mainkan? Ingin menjadi pribadi seperti apakah Anda? Ketahuilah, apa pun pilihan Anda, tidaklah masalah , selama Anda siap menanggung resikonya. Setiap pilihan selalu memiliki resiko, mulai dari resiko yang teringan hingga resiko yang terberat. Uniknya, para pecundang sejati ENGGAN menghadapi resiko yang berat, padahal ia ingin menjadi orang yang hebat. Ketahuilah, semakin hebat peran yang dipilihnya maka semakin berat resiko yang akan dihadapinya. Sehingga, CIRI para pecundang sejati adalah : sangat menyukai cara yang INSTANT dan Culas , dan sangat gerah dengan cara yang INTAN (butuh proses) dan Cerdas .

Para pecundang bermimpi mendapatkan ikan paus, tapi malah memancingnya di sungai, parit, ataupun selokan. Mereka masih berkhayal dapat merasakan manisnya iman, padahal sholat shubuh saja sering kesiangan . Mereka masih saja sangat mengharapkan syurga dengan instant, yaitu “ibadah seminimal mungkin – raih syurga seluas mungkin”.
Padahal mereka pun memahami bahwa menuju syurga itu mesti mengamalkan paket- paket ibadah, berupa “kurikulum standar” yang sudah ditetapkan-Nya.

Ya, merekalah orang-orang yang menginginkan sukses pada “ujung”-nya saja. Padahal kesuksesan itu merupakan sebuah marhalah , atau tahapan, atau jalan, yang mana terdiri dari : awal, proses, hingga ujung. Orang-orang yang bertipe instant - bukan bertipe intan, SANGAT MENYUKAI hasil yang baik, tapi enggan melewati nya dengan proses yang layak. Merekalah tipe-tipe manusia yang menyukai “Kaya Mendadak”. Padahal, kaya mendadak bisa berakibat pada “Miskin Mendadak”, yang berefek jauh lebih menyakitkan. Bagi mereka, yang penting nilai ujiannya bagus, dan tidak penting bagaimana cara mendapatkan nilai bagus tersebut.


 

Mereka menghindari “proses” yang mereka anggap panjang dan melelahkan, sehingga,mereka mencari-cari jalan kreatif plus licik, yang sangat mendekati perilaku ahli neraka, dan tentu saja jauh dari kebiasaan ahli syurga. Merekalah orang-orang yang takut gagal dalam usahanya yang LURUS , sehingga mereka tidak mau mencoba menggapai impiannya dengan jalan yang benar, yakni jalan yang diridhoi Allah, Mereka lebih suka berbicara daripada bekerja, lebih suka mencuri daripada mencari, lebih suka memfitnah daripada berbenah, lebih suka mencemooh daripada memberi contoh, dan lebih suka menyontek daripada menjadi jujur intelek.

Sahabat Ku, mari Buka TELINGA, buka MATA, dan Buka HATI Anda saat ini. Ketika masalah hadir, ketika kegagalan menyapa, ketika nilai ujian buruk terukir, ketika kegundahan menerpa, dan ketika frustasi mulai mampir , maka yakinkan pada diri Anda, dengan SEYAKIN-YAKINNYA, bahwa Anda bisa melaluinya dengan selamat. Bagi
Anda, JUSTRU semakin besar permasalahan Anda, maka semakin besar pula kualitas diri Anda untuk menjadi pribadi yang luar biasa, tentu saja ketika Anda MAU menghadapinya dan BISA menuntaskannya. Ingatlah “Pilihan” sudah satu paket dengan resikonya. Cita-cita besar sudah dipaketkan dengan masalah-masalah besar. Ikan Paus sudah dipaketkan dengan samudera. Pelaut ulung sudah dipaketkan dengan ganasnya samudera. Ya, pelaut ulung tak mungkin terlahir hanya dari laut yang tenang. Perlu gelombang laut yang dahsyat, yang hadir sebagai pembukti kualitas diri sang pelaut, bahwa ia memang benar-benar dilahirkan sebagai pelaut sejati.

KINI, apa pun masalah Anda, YAKINLAH bahwa setiap masalah yang hadir selalu dipaketkan dengan solusinya. Tidak mungkin Allah menzolimi hamba-hamba-Nya, tidak mungkin Allah memberikan masalah tanpa disertai solusinya. Seringkali, tugas Anda hanya lah berusaha menemukan, mana solusi tersebut. Percayalah, solusi itu ada di
sekitar Anda. Buka Telinga, Mata, dan Hati Anda. Mungkin banyak alternatif solusi yang ditawarkan kepada Anda. Mintalah kepada Allah. Pilihlah yang terbaik, apa adanya, pasrah, rileks, dan bertawakallah kepada Allah Subhaanahuu Wa Taaalaa.  TAHUKAH ANDA, selama Anda betul-betul yakin, maka “ketaqwaan” Anda akan segera membantu Anda, sesulit apa pun kondisi Anda. Kalau hari ini ketaqwaan Anda belum bisa mengantarkan Anda kepada solusi, berarti yang masalah bukanlah “beratnya masalah” tersebut, tetapi yang seharusnya Anda lakukan adalah, tingkatkan ketaqwaan Anda. Tak perlulah menghindari masalah, sebab masalah adalah niscaya, hari-hari sulit ibarat pil pahit yang dihadirkan sebagai ujian kepada hamba-hamba-Nya yang beriman. Nikmati saja prosesnya, jalanilah setiap nafasnya dengan senyuman. Sebab, kalau Anda lari dari masalah, bisa jadi sebenarnya Anda sedang lari dari kasih sayang Allah
Subhaanahuu Wa Taaalaa.