Menu

Senin, 14 Januari 2013

MENGETAHUI TEHNIK MENCARI ANGGOTA YANG BERHASIL.



MENGETAHUI   TEHNIK   MENCARI   ANGGOTA    YANG BERHASIL.


1.  Traas  ( Percaya )

  • Reputasi dan Reveransi  ( penampilan, gelar, Merek, catatan prestasi, omongan baik )
  •  Keakrapan dan Kemiripan ( Topik, Gerak, Suaranya, Katanya )
  •  Kongkruen ( Ekpresi yang meyakinkan )
2.  Need ( Perlu / Kepentingan )

  •   Sengsara dan Nikmat ( bangkitkan keserakahan  )
  • kepastian, Fariasi, hubungan, unggul, Tumbuh, Berarti
3.  Solotion ( Pemecahan )

  • Posisioning Pribadi ( Salesmen, Consalten, Master )
  • Taktik Penyampaiannya. ( Nilai tambah, Sensional Over,
4.  Close the sell / handling objeksion.

  • Gunakan nada rendah
  • Berikan 2 pilihan yang sama- sama ma
  • Ya terkecil dulu, yang besar
  • Catat perkataanya dan tutup dengan katanya

4 ASPEK YANG TERPENTING DALAM PENJUALAN

4 aspek penting dalam dunia penjualan ( 4 Prinsip Dasar – basic prinsiples). Apa sajakah itu?
1.   Selling is a process (Menjual adalah proses)
Seperti halnya aktivitas lain, penjualan adalah sebuah proses. Penjualan adalah mata rantai dari kegiatan–kegiatan lain. Jika Anda menjalankan rangkaian kegiatan dengan benar, atau jika Anda menjalankan setiap tahapan dalam proses penjualan dengan benar, Anda memiliki kesempatan besar untuk dapat menjual dengan lebih baik
2.   Selling is a numbers game (Menjual adalah permainan angka)
Penjualan adalah permainan angka. Sebenarnya, penjualan didasarkan atas Hukum Rata–rata. Lebih banyak prospek, lebih besar kesempatan Anda. Lebih banyak Anda menawarkan, lebih besar kemungkinan Anda melakukan closing. Lebih banyak pelanggan bahagia yang Anda miliki, lebih besar kesempatan bagi Anda untuk memperoleh referensi dari mereka. Ini hanya masalah “semakin banyak….semakin baik.”
3.   Selling is all about having good interpersonal communication & relationship (Menjual adalah tentang hubungan dan komunikasi inter-personal)
Penjualan adalah masalah kemampuan komunikasi dan membina hubungan. Kita adalah mahluk sosial. Kita membuat keputusan lebih karena emosi dibandingkan rasional (lihat ”Marketing in Venus” dari Hermawan Kartajaya). Mari lihat alasan–alasan seseorang menjadi nasabah sebuah perusahaan. Contohnya dalam industri asuransi, proporsinya adalah sebagai berikut :
·         Membeli karena perusahaannya              : 20%
·         Membeli karena produknya                      : 20 %
·         Membeli karena agen asuransinya          : 60 %
Kesimpulannya, jadi atau tidak seseorang membeli dari Anda sangat tergantung dari apakah mereka suka atau tidak kepada Anda, menghargai Anda, mempercayai Anda, menyayangi Anda, merasa memiliki kewajiban membeli dari Anda (karena Anda begitu baik suka menolong, dia berhutang budi dengan Anda. Dia juga merupakan teman baik Anda atau ayah/suami Anda, dan lain–lain). Ini karena interaksi yang Anda bangun dan masalah komunikasi pribadi dengannya.
4.   Selling is all about discipline (Menjual adalah masalah disiplin)
Penjualan adalah masalah disiplin. Inilah perbedaan antara penjual sukses dan penjual tidak sukses: Succesful sales people have learnt to do well thing that unsuccessful sales people do not like to do (Penjual yang berhasil selalu melakukan dengan konsisten dan disiplin hal-hal yang tidak dilakukan oleh penjual yang tidak berhasil).
Sudah bukan rahasia lagi, penjual yang sukses lebih disiplin dan mereka tetap mengerjakan hal-hal yang seharusnya mereka lakukan (walaupun kadang–kadang mereka tidak menyukainya). Di sisi lain, penjual yang tidak sukses akan mencoba mencari 1.001 alasan untuk menghindar dari pekerjaan yang seharusnya mereka lakukan, karena mereka tidak suka mengerjakan hal tersebut. Sales is often a case of doing what you have to do, not only what you like to do (Penjualan adalah masalah melakukan sesuatu yang harus dilakukan, secara konsisten, tidak hanya sesuatu yang Anda senang untuk melakukannya).
Ini bisa menjadi alasan utama mengapa beberapa penjual terlihat begitu baik dalam dua tahun pertama, dan kemudian kinerja mereka terus-menerus turun. Sementara, penjual lain terlihat begitu baik dan semakin baik setiap tahun. Perbedaan utama adalah kemampuan atau ketidakmampuan mereka dalam melakukan konsistensi dalam melakukan penjualan.
Jadi tetaplah konsisten dengan pilihan dan pekerjaan Anda serta lakukan yang terbaik. Happy selling!

MENUTUP PENJUALAN

Wirausaha Sukses, dalam pemasaran produk kita pasti kita akan mengalami yang namanya kesulitan dalam meng-closing penjualan. Berikut ada beberapa tips dari pakar marketing Indonesia, James Gwee. Kebanyakan Sales people sangat baik dalam menjelaskan produk. Kinerja produk, fitur safety, cara kerja, manfaat khusus, perbedaan dari kompetitor, dan segudang product knowledge lainnya. Berharap dengan menjelaskan sisi logis, customer akan berpikir ‘masuk akal ya’ dan membeli.
Sayangnya kebanyakan customer bukanlah tipe yang cepat mengambil keputusan. Apalagi bila dihadapkan dengan terbatasnya budget yang tersedia. ‘Saya pikir-pikir dulu ya’ adalah jawaban standard yang biasa diberikan. Apabila kita menyerah di titik ini, maka kita membuka pintu bagi sales people lain untuk masuk. Dan jangan heran apabila ternyata si customer akhirnya membeli dari kompetitor. Padahal 50% dari pekerjaan kompetitor untuk menjelaskan ternyata dilakukan oleh kita sebelumnya.
Sales people jangan hanya bisa menjelaskan, namun juga harus bisa mendorong customer untuk mengambil keputusan pembelian. Harus bisa jadi Salesman Kompor. Salesman Kompor tidak akan puas kalau sekadar customer menjawab, “Oh iya, saya mengerti”. Pengertian dan pemahaman adalah tugas utama para dosen. Salesman Kompor baru puas apabila customer bersemangat bilang “Oh iya. Shit! I want to buy now.”
Belajarlah untuk “memanasi” customer Anda. Memberikan semacam “soft push” bagi customer untuk maju selangkah ke depan menuju keputusan pembelian akan membuat Anda lebih cepat mencapai target penjualan. Berikut ini beberapa contoh cara menjadi Salesman Kompor:
1. Ajarkan untuk Take Action. Arahkan customer secara halus untuk mengambil tindakan penjualan. Terkadang beberapa customer berpikir agak bertele-tele padahal sebenarnya sudah mau. Mereka hanya perlu dikondisikan untuk mengambil langkah ke depan. Misalnya dengan menyodorkan form pembelian dan pena.
2. Permudah Jalannya. Bantu customer Anda dengan meruntuhkan tembok-tembok yang menghalangi pembelian. Terkadang customer melihat suatu masalah secara berlebihan. Anda perlu mengambil tindakan dengan memberi alasan-alasan yang meringankan.
3. Beri Peringatan. Beri diskon atau manfaat dengan batas waktu tertentu. Bisa juga dengan memberi peringatan kesulitan yang mungkin terjadi apabila keputusan tidak diambil sekarang.
Dengan didasarkan pada fakta yang benar semoga semua tips di atas akan membantu Anda mencapai target penjualan produk pribadi. Salam Sukses Wirausaha Indonesia.

6 SIKAP YANG DIMILIKI PETANI YANG BISA KIATA CONTOH



Enam sikap yang dimiliki oleh para petani yang bisa dijadikan contoh dan diterapkan pada teknik dan proses penjualan. Dan dari sisi ini, tak ada salahnya jika enam hal yang menginspirasi para penjual itu tuk diaplikasikan pada aktivitas penjualan. Apa sajakah enam hal tersebut?
1. Menentukan hasil terlebih dahulu (decide the result)
Sebelum menanam bibit, petani tentu terlebih dahulu membayangkan jenis dan mutu tanaman yang akan dihasilkan. Petani tahu, jika ia hari ini menanam benih semangka jenis biasa maka esok akan tumbuh pohon semangka jenis yang sama. Tak mungkin ia berharap mutu semangka yang bagus jika yang ia tanam hari ini benih semangka kualitas standar.
2. Pemeliharaan (maintain)
Apakah pak tani hanya duduk-duduk berdiam diri setelah benih tertanam rapi di lahannya? Tentu saja tidak. Ia akan menyirami, memberi pupuk dan memelihara tunas-tunas tanaman meski belum sedikitpun terlihat hasilnya. Tak seharipun petani absen tuk sekedar menengok dan memeriksa kondisi tanaman.

3. Sabar menunggu hasil (wait patiently)
Petani selalu sabar menunggu tanamannya berbunga dan berbuah, dan tak terburu-buru untuk memanennya hingga benar-benar masak.

4. Belajar dari mentor (seek the right way)
Petani bercocok tanam tentu mengikuti cara-cara petani-petani terdahulu yang sudah terbukti berhasil. Karena mereka tahu, hanya dengan cara itulah bertani akan efektif. Lain halnya bila mereka mencoba-coba (trial error), tentu akan memakan banyak waktu dan biaya yang tak sedikit.

5. Selalu bersiap-siap dengan keadaan terburuk (prepare for the worst)
Petani kadangkala mengalami keadaan-keadaan yang tak diinginkan, seperti gagal panen total, serangan hama, banjir dan musibah lainnya. Tapi mereka tetap tabah dan belajar dari itu. Mereka menyiasatinya dengan menyisihkan sebagian hasil panen tuk ‘ditabung’ di lumbung dan menabung sebagian hasil penjualan di koperasi atau bank sebagai persiapan jikalau keadaan buruk kembali terulang.

6. Lupakan hal negatif dan maju terus (cut loss and move on)
Jika memang karena sesuatu hal tanaman tak dapat dipanen seperti yang diharapkan, petani tak lantas pasrah dan membiarkan tanaman membusuk dan menanti masa tanam berikutnya. Mereka akan dengan segera membabat habis tanaman yang sudah tak ada harapan itu dan membakarnya. Ya, mereka rela tuk menghanguskan jerih payah selama ini karena mereka tahu, jika dibiarkan tanaman itu malah akan merusak kandungan tanah dan mengganggu calon-calon tanaman berikutnya.